BSIP NTB IKUTI PELEPASAN EKSPOR VANILI ORGANIK LOMBOK KE AMERIKA SERIKAT
BSIP NTB mengikuti pelepasan 2,4 ton ekspor komoditas vanili organik Lombok ke Amerika Serikat di Kantor Bank Indonesia, Senin (28/8/2023). Ekspor komoditas vanili ini dalam rangka memeriahkan HUT BSIP yang pertama dan menggenjot ekspor melalui program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).
Hadir dalam acara tersebut Gubernur NTB, Kepala BSIP NTB, Kepala Balai Karantina Kelas I Mataram, Bank Indonesia, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Buyer, Eksportir Vanili (UD Rempah Organik Lombok) & Kelompok Tani Vanili Organik. Vanili ini yang diekspor kali ini mencapai 3 miliar rupiah.
Gubernur NTB (Dr. H. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc) menyatakan dengan ekspor produk-produk non tambang tersebut menjadi pembelajaran bagi masyarakat maupun pengusaha agar lebih meningkatkan produk dengan kualitas ekspor.
“Kami senang sudah ada orang lokal yang melakukan ekspor. Semoga dapat ditularkan bukan hanya vanili, tapi produk yang lain juga bisa diekspor”. ungkap Beliau.
Menurut Beliau, ekspor sangat penting bagi daerah. Terutama mengekspor komoditas non tambang yang mana memiliki nilai jual cukup tinggi, seperti vanili organik.
Ekspor ini akan memaksa kita untuk belajar dengan standar mereka. Tidak ada toleransi kalau tidak sesuai dengan kualitas mereka. Jadi kita harus mengupgrade kemampuan dan teknologi kita, kadang-kadang dampak seperti inilah yang memaksa kita meningkatkan kinerja kualitas kita di masyarakat.
Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTB, (Achmad Fauzi) menerangkan bahwa telah mendorong ekspor vanili organik ini, dari sisi hilir, Januari 2023 BI memfasilitasi pak Muhir untuk pameran di Las Vegas Amerika Serikat dan berhasil membawa pulang kontrak sebesar Rp24 miliar dan ini sudah dilakukan dari Juni 2023 sampai sekarang (ekspor)
Bank Indonesia juga telah memberikan pelatihan budidaya vanili organik kepada kelompok petani organik. Sehingga mampu memenuhi permintaan buyer akan vanili organik.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram (drh. Arinanung, M.Si) menyatakan bahwa Vanili organik memiliki nilai ekonomi tinggi. 1 batang senilai Rp. 200.000. Semoga ini menjadi upaya kita utk meningkatkan kesejahteraan petani vanili.
Kepala Balai Karantina melaporkan bahwa telah membentuk tim penggenjot ekspor vanili yg terdiri dari berbagai stakeholder. Tim sudah mendampingi sejak 2019 hingga saat ini. Upaya kita berhasil sehingga bisa melepas ekspor, tahun 2021 sebanyak 2.45 ton kering, tahun 2022 sebanyak 3.5 ton kering, tahun 2023 juli sebanyak 1 ton, dan sekarang sebanyak 2.4 ton. Rencana tahun ini akan ekspor 6 ton kering. Mari berkolaborasi secara sinergis untuk mengembangkan vanili di NTB.
Buyer Vanili Mr. Bill (Singing Dog Vanilla) menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung.
"Kami ingin menjalankan bisnis yang berkelanjutan di NTB. Kami mendapat vanili organik berkualitas dan petani mendapat untung. Kami akan membeli lebih banyak lagi vanili dari NTB".
Eksportir vanili organik H. Muhir (UD. Rempah Organik Lombok) menyatakan bahwa semua ini bisa kita tingkatkan dengan kebersamaan. Semoga kita semakin gemilang dan semakin maju.
Kita nyatakan bahwa kualitas vanili kita bukan kualitas sembarangan.
BSIP NTB mempunyai tugas melakukan pendampingan kawasan pengembangan vanili melalui penerapan standar instrumen hulu-hilir. Saat ini bersama BSIP Tanaman Obat Rempah dan Aromatik menyiapkan benih/bibit sumber vanili yang nantinya digunakan oleh petani dalam usaha budidayanya.
Ouptput akhirnya adalah vanili organik berkualitas ekspor, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani, meningkatkan PAD, dan devisa negara.
Ekspor komoditas terstandar semakin semangat dan maju, masyarakat NTB semakin sejahtera dan gemilang.